Monday, November 3, 2014

Long Journey to be a News Reporter

As I promised you my viewers before, ada banyak yg pengen diceritain soal pengalaman menjadi wartawan. Well it's been a GREAT 4 years. Walopun banyak lelah dan keringat, tapi semuanya betul2 sesuai dengan penghargaan yang pada akhirnya bisa gw dapatkan. Bukan mengacu pada materi namun pada pengalaman yang begitu berharga. Pertanyaan standard kalo ketemu sama org baru adalah "Enak nggak sih jadi wartawan? Enak ya bisa masuk TV. Artis kita nih..." Ini adalah reaksi tersering yg gw dapatkan dari teman2 atau org baru kenal yang memulai pertanyaan basa basi. Berujung pada "Jam kerjanya gmn sih?" Atau ada juga yg kaget "Oohh lo tuh liputan juga ya. Kirain cuma siaran aja." Well, mari kita mulai saja kisah bulan-bulan awal menjadi wartawan. Di post ini gw akan menceritakan proses interview yg harus dilewati, proses pelatihan dan pengalaman pertama liputan serta siaran. Berarti kisahnya akan berkisar dari lulus kuliah sampai kira2 setengah tahun bekerja. Kita mulai yuk!

So.. Gw mulai dari sedikit prolog tentang kuliah gw. Gw kuliah di Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (kini bernama Kwik Kian Gie School of Business). Gw masuk di tahun 2006 mengambil jurusan komunikasi. Ada orang yang cita2nya jadi dokter, jadi pengacara, akuntan, atau jd interior designer. Biasanya jurusan komunikasi identik dengan cw2 stupid girls yang ga tau mau jadi apa atauuu ga sanggup masuk jurusan lain. Atau anak2 cowo yg juga bingung mau jadi apa. Komunikasi dianggap jurusan cemen dan mudah karna satu hal tidak ada ilmu eksak macam matematika di sini.

Well.. Gw sendiri agak risih dan sedih menerima kenyataan itu. Kesannya jurusan gw cemen. Padahal gw sendiri sanggup aja kalo mau masuk jurusan lain (congkak) hahha.. Tapi gw memang juga ga suka matematika sihh... Namunn.. Gw bukannya ga tau mau jadi apa. Gw dari dulu suka sekali bidang komunikasi. Itu salah satu kelebihan gw dimana gw merasa memiliki kemampuan lebih. Gw suka tampil di depan umum, gw suka dunia seni, gw pun seringkali dipercaya sebagai seksi acara atau pengkonsep berbagai live atau art performance. Gw suka seni dan gw merasa bidang komunikasi bisa menjadi jalan untuk menyalurkan hal tersebut.

So masuklah gw di jurusan komunikasi. Sempet kepengen kerja di TV jadi creative gt, bikin script untuk sketsa extravaganza, atau jd org di balik layarnya sebuah talkshow. Keinginan awal memang pengen di dunia broadcasting. Namun seiring berjalannya waktu, gw merasa ketertarikan gw ada di dunia marcom. Jurusannya saat itu dua broadcast atau marcomm. Gw lebih pilih di marcomm yang basicly lebih ke arah dunia periklanan. Alasannya dua, salah satunya karna takut sama jam kerja ga pasti di dunia broadcasting. Yang kedua, di marcomm kayanya lebih back office en keren gt ga serabutan kerjanya.

4 tahun kuliah, gw pun sempet magang di salah satu perusahaan multinasional Unilever. Gw senang sekali bs magang di sana. Kantornya bagus, fasilitasnya oke, kita sering dpt produk consumer good yg dijual dan mereka punya divisi marcom nya yg bisa jg dibilang brand manager. Memang itu yg gw inginkan sebenernya. Bukan kerja di agency iklan, tapi di pemilik product as the brand manager. Jd gw yg mengkonsep bentuk marketing komunikasinya, org agency tinggal jalanin aja. Sounds great, udah magang disana dan gw berharap bs kerja di sana.

Namun ternyata takdir berkata lain. Setelah gw selesai sidang skripsi gw pun melamar ke beberapa tempat. Sempet dipanggil, psikotes dan selalu lewat sampai tahap akhir tapi somehow belom jodoh aja. Biasanya gw nya sendiri yg ga sreg. Pertama di Garuda Indonesia mereka nawarin jadi HRD yg gw pikir ga sesuai minat dan bakat, yg kedua di Indosiar. Uda tes cam terakhir tp ternyata masih belom jodoh di sana. Somehow hati gw jg kurang sreg karna lokasi keduanya yg agak jauh dr rumah. Tanpa disangka ada lowongan jd anchor dan reporter di ANTV. Gw pun kirim email CV lewat salah satu abang yg lg magang di sana. Gw pun dipanggil, ikut psiko tes rame2 di gedung lain. Prosesnya lumayan lama. Dr selesai psiko tes sampe dipanggil lg ada sekitar 2 minggu. Tes kedua adalah tes kamera. Kaget banget di ruang tunggu ada sekitar 10 orang, 7-8 nya anak2 abnon semua. Well, katanya sih gelombang kali ini memang khusus mencari news presenter makanya look lumayan diperhatikan.

Dalam tes yg kedua ini kita dikasih lead berita dan dicoba untuk live report. Gambar kita diambil pake kamera liputan dan di sana ada wapemred dan kameramen. Selain tes live report kita juga disuruh perkenalan diri dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Kala itu gw kenalan jg dengan bahasa Mandarin (kenalan doang mah bisa dong walo ga lancar ngobrol 😁) setelah itu udah pulang lagi dan menunggu kabar. Sekitar dua minggu kemudian, dapet kabar lagi kalo masuk ke stage selanjutnya untuk tes kamera di studio dan wawancara bersama para petinggi. Kala itu jumlahnya udah lebih susut lagi. Kali ini tes kamera betul2 dilakukan di studio siaran dan di record ketika kita membacakan berita melalui prompter. Saat itu hadir pula manager produksi news dan kepala peliputan. Bukan hanya perkenalan dengan bahasa Inggris tapi kali ini kita dites mengenai wawasan kita. To be honest, dulu gw ga pernah baca koran. Gw tipe media online aja. Nontonnya juga acara gosip. Gw ga suka politik dan hard news. Tapi dasar mungkin udah jodohnya. Kala itu headline berita soal kasus video mesum Ariel dan pembunuhan oleh Ryan Jombang. Keduanya ada di infotainment so gw jd paham deh hahaha.. Selain ditanya soal itu di CV tertulis gw pernah main drama nyai Dasima sama teater abnon. Gw justru ditanya soal kisah nyai Dasima, soal dunia seni dan perfilman Indonesia. Thank God. Padahal temen2 yg lain ditanyain nama mentri, pejabat2 yanggg jujur aja pas masih lulus kuliah nggak menjadi perhatian gw.

Akhirnya dua minggu kemudian dipanggil lagi untuk terakhir kalinya. It's been a loongggg process berarti sekitar 3 bulan. Karna gw lulus di bulan Agustus, dan akhirnya proses2 itu berjalan sampai bulan November. Di pertemuan terakhir gw bertemu dengan Pemred ANTV kala itu mbak Uni Lubis, Direktur News pak Azkarmin dan Presdir ANTV pak Dudi. Pertemuan sama mbak Uni banyak membahas mengenai news ANTV. Mbak Uni banyak cerita soal ANTV dan menanyakan ke gw alasan menjadi wartawan serta mengkroscek kemampuan gw berbahasa Inggris. Kemampuan ini di kemudian hari menjadi sangat berguna karna membuka kesempatan gw melakukan interview dgn banyak org penting. Pertemuan dengan Pak Azka sendiri banyak diisi dengan wejangan untuk menjaga integritas dan independensi sebagai wartawan. Kala itu pak Azka juga minta kita para kandidat bercerita tentang diri kita selama 5 menit dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Oh  peiya, kala itu ada 5 kandidat yg semuanya merupakan anak Abnon. Gw, Jean, Anom, Brata dan Gumi. Wawancara dengan pak Azka itu ringan, santai dan menyenangkan. Yang terakhir saat bertemu pak Dudi, beliau banyak bercerita tentang industri TV saat itu. Dimana pak Dudi yang merupakan salah satu mantan pimpinan Trans TV, ingin TV bisa lebih menghibur. Pak Dudi ingin news kita juga bs menghibur dan memasukan unsur fun sehingga bs bersaing dengan tv lainnya. Kala itu pak Dudi berkeinginan memasukan ANTV ke posisi 5 besar setelah lama berada di posisi 7-8.

Tahapan wawancara tersebut menjadi yang terakhir. Pertemuan berikutnya merupakan tanta tangan kontrak bersama HRD dengan nego gaji serta pemberian seragam. Gw yg pertama kali bekerja setelah lulus kuliah merasa excited sekali. Padahal gaji yg diterima kala itu standard fresh graduate. Tapi biasa dee norak yg pertama kali kerja hehhee.. Gw pun bersiap dgn 5 sahabat abnon gw untuk masuk ke ANTV pada 1 Desember 2011. Luar biasa memorable karna sehari sebelumnya merupakan hari wisuda gw tepatnya 30 November 2011. Ibaratnya lulus kuliah dapet ijazah langsung cus kerja. Lovely bgt.

So masuklah gw kerja kala itu dimana sebulan pertama kita belum bener2 kerja tapi masih mendapatkan pelatihan. Hari pertama kita isi dengan pembuatan ID card dan kelas2. Masih inget banget hari pertama diisi bos HRD yg menjelaskan tentang organisasi ANTV dan peraturan perusahaan. Disusul mbak Yasmin dari corp comm yg cerita bagaimana menjaga image ANTV. Kita ber5 diproyeksikan untuk siaran, ga heran kita harus tampil baik karna wajah kita akan muncul di news ANTV. Gw jg inget bgt mbak Yasmin memberikan wejangan "Hati2 jaga sikap dan pilih teman. Sikapnya biasa2 aja jangan ada yg berlebihan. Ada baiknya untuk menghindari masalah, jaga jarak jgn sampai terlalu jauh atau terlalu akrab dengan siapapun. Biasa2 aja maka kamu akan aman." Itu gw inget banget sebagai pedoman.

Sesi berikutnya diisi manager News Development bang Ivan Haris. Eng ing eng. penampilannya gondrong, kacamata, kurus. Tipikal seniman banget deh. Dia salah satu legenda dunia pertelevisian. Orgnya disiplin, pintar dan punya pengalaman segudang. Setelah dimanis2in sama org HRD dan corp comm, JRENGGGG! Ini dia nih dunia TV yg sebenernya. Bang Ivan tampil cukup keras. Dia nggak suka sekali jawaban mengambang dan tidak berdasar. Ketakutan pun merayapi kita seketika. Dari yg awalnya ketawa2, kita pun baru sadar bahwa ini ya kerja bukan main2. Bang Ivan juga mantan org majalah Tempo. Kalo marah caci maki bisa keluar dan nggak jarang yg bisa nangis. Hitler banget ya hehhee.. Kala itu gw mengingat baik2 untuk belajar bener2 sebelom masuk kelas bang Ivan.

Seminggu berikutnya kita dapet semua pelatihan yg mendukung kita dari para ahli di kantor. Mulai dari teknik pengambilan gambar, teknik live report, menulis naskah, wawancara, dubbing, live report, sampai kode etik jurnalistik yg disampaikan langsung sama mbak Uni. Selain itu, kita juga dapet pelatihan khusus untuk siaran berita dari dedengkotnya TVRI ibu Sumita Tobing. Orang2 TV pasti kenal deh ibu yang satu ini. Kita sekelas dengan para presenter senior yang kala itu uda berpengalaman 5-8 tahun di dunia siaran. Selain bersama bu Sumita, kita juga dilatih oleh mbak Dwi Anggia dari segi live report. Kita semua datang pagi2 sekitar pukul 7 sudah dikantor dan baru kembali pukul 6 sore.

Setelah seminggu mendapat pelatihan di kantor, tibalah saatnya kita di tes turun ke lapangan. Belum liputan yg sebenernya, tapi tes mental dan keberanian dulu. Ada beberapa tema liputan yg harus kita kerjakan sendiri. Nggak perlu bawa kamera, cukup liputan dengan kertas dan bolpen aja untuk menguji apa yg udah kita pelajari. Kala itu ada beberapa tema, liputan pungli di pelabuhan, harga kebutuhan pokok di pasar, apaa gt di stasiun ga inget, dannnn yang gw dapet yg paling paling. Ke kamar mayat. Yeah. Kalo dulu dikurung di kamar mayat adalah salah satu ujian wajib wartawan. Biasanya disuruh nunggu and on cam di dlm kamar mayat trus ditinggal sendirian. Tugas gw waktu itu adalah wawancara kepala kamar mayat RSCM tentang mayat yg ada di sana hari itu. Paling bagus kalo ada mayat yg baru dtg en ada keluarganya sehingga gw bs wawancara keluarganya jg. Berangkat sendiri tanpa mobil dari kantor dan pulang harus buat naskah dari angle yg menarik. Jrengg.. Gw sampai ke RSCM dan sampai ke depan pintu ruang mayat. Tp gw ga ambil foto. Padahal tugasnya disuruh foto mayatnya. Somehow gw ga berhasil dan gw pulang dengan naskah aja.

Setelah tes pertama itu, naskah kita diperbaiki lagi dan besoknya kita dikasih tema baru. Kali kedua gw disuruh wawancara anak punk. Kala itu gw inget di kampus gw ada anak punk hehe.. Akhirnya gw ke kampus yg deket dr rumah. Pulang dl ke rumah makan siang baru balik lg ke kantor 😜😜 well kalo diinget it's one of the best memories sih hehe..

Setelah dua minggu kita pun akhirnya dilepas untuk liputan bersama tim liputan. Istilahnya tandem. Jadi kita ngikut wartawan senior. Sistem liputan adalah kita dtg ke meja korlip alias koordinator liputan, nanti dia yg memutuskan siapa berpasangan dengan siapa dan harus ke acara apa. Apa yg diliput biasanya sudah ditentukan dalam rapat redaksi sebelumnya. Jangan sedih, 3 bulan pertama kita kerja 6 hari seminggu. Dateng pun paling pagi dan pulang paling sore karna selesai liputan harus tulis naskah, konsultasi dengan kepala peliputan soal naskah kita, baru deh bs pulang. Liburnya juga bukan sabtu/minggu ya. Anak baru kastanya paling rendah. Kita libur di hari biasa. Liputan jg di desk metropolitan. Apa yg diliput? Kebakaran, pembunuhan, demo, banjir, kecelakaan, dsb. Kala itu ada beberapa desk, di atasnya ada hukum, baru deh yg jd incaran org2 di features alias jalan2 en kuliner, kemudian wartawan RI2 alias wapres dan RI1 alias anak istana.

Well I guess ini kisahnya udah panjang sekali yaa hehe.. Padahal ini baru aja cerita seleksi sampai selesai pelatihan. Sampai di sini dulu deh. Nanti kita lanjutkan di post berikutnya tentang hari2 awal liputan dan siaran. Kita sudahi dulu ya.. Semoga berguna buat temen2 yg kepengen mulai masuk menjadi wartawan 😁😁

No comments: